Author: redaksi-bba

  • Pendaftaran Festival Digital Musikalisasi Puisi Tingkat Provinsi Aceh 2025 dibuka!

    Pendaftaran Festival Digital Musikalisasi Puisi Tingkat Provinsi Aceh 2025 dibuka!

    Asalamualaikum, #Rakanbahasa!

    Festival Digital Musikalisasi Puisi Tingkat Provinsi Aceh kembali dilaksanakan tahun ini. Rakan Bahasa yang merupakan pelajar tingkat SMA/SMK/MA atau yang sederajat bisa mendaftarkan diri. Petunjuk lengkap dapat diakses melalui tautan berikut.
    https://bit.ly/juknismuspusaceh2025

  • 50 judul naskah dan nama penulis terpilih Sayembara Penulisan dan Penerjemahan Cerita Anak Dwibahasa Tahun 2025

    50 judul naskah dan nama penulis terpilih Sayembara Penulisan dan Penerjemahan Cerita Anak Dwibahasa Tahun 2025

    Berdasarkan hasil seleksi administrasi dan penilaian oleh Dewan Juri, Balai Bahasa Provinsi Aceh mengumumkan 50 judul naskah dan nama penulis terpilih Sayembara Penulisan dan Penerjemahan Cerita Anak Dwibahasa Tahun 2025. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan:

    1. Peserta yang naskahnya terpilih akan melakukan penyuntingan dengan Balai Bahasa Provinsi Aceh secara bertahap;
    2. Peserta berhak mendapatkan hadiah yang akan diberikan setelah penyuntingan naskah selesai;
    3. Keputusan Dewan Juri bersifat mutlak dan tidak dapat diganggu gugat;
    4. Informasi lebih lanjut terkait penyuntingan dan jadwal penyerahan hadiah akan disampaikan melalui pesan grup dengan tautan
      https://chat.whatsapp.com/J3X1ixQCmQIJJE0FD9JZBS. Peserta naskah terpilih dihimbau untuk segera bergabung melalui tautan tersebut;
    5. Daftar judul naskah dan nama peserta terlampir.

  • Pelangi di Ujung Senja

    Pelangi di Ujung Senja

    Langit sore itu seolah – olah menangis bersama hati Rina.Gerimis hujan membasahi tanah, membuat udara serasa hening sejenak. Di ujung padang rumput kecil itu, Rina duduk sendirian, memeluk erat lutut nya sambil merenung. Mengingatkan nya atas sebuah kejadian kemarin, yaitu sebuah lukisan yang yang susah payah ia buat – tentang senja yang indah dan penuh warna dan ditolak dalam sebuah perlombaan seni di sekolah. “Rina, mungkin saja kamu belum cukup berbakat di bidang melukis.” Ucapan itu masih terngiang – ngiang di kepala rina, dan menggantung seperti awan kelabu. Ia memandang ke atas. Dan terlihat langit berwarna jingga keunguan, sebagai pertanda malam akan segera datang. Air mata bercampur gerimis sang hujan. Rina pun menghela nafas panjang, dia merasa semua mimpi – mimpinya sudah runtuh bersama rintihan hujan. “Rina!”Suara itu menghentikan lamunannya. Ari, sahabat masa kecilnya, berlari dan mendekati Rina, membawa dua bungkus roti. “Apa yang kamu lakukan di sini Rina?” tanya Ari, tersenyum walaupun nafasnya ngos-ngosan.Rina cuman menggelengkan kepalanya. Ia tak sanggup untuk bercerita. Hanya diam, membiarkan dunia lewat begitu saja. Ari duduk di sampingnya. Dan disitu mereka hanya terdiam, ditemani gerimis hujan.Lalu perlahan, hujan berhenti. “Hei, lihat….” bisik Ari sambil menunjuk ke arah langit. Rina mendongak.Di antara warna orange dan unggu senja, melengkung sebuah pelangi. Warnanya samar – samar, tapi bisa membuat mata siapapun terpukau dengan keindahannya. Rina terdiam.Sejenak, semua beban di kepalanya terasa lebih ringan. ” Kamu tahu, Rina,” kata Ari pelan, ” Pelangi ngak akan pernah muncul kalau nggak ada hujan. Sama kayak kamu, mungkin sekarang memang rasanya berat…tapi mungkin, semaunya ini perlu, supaya ‘ pelangi mu dan keindahanmu bisa muncul nanti.” Rina menatap Ari.Ucapan yang sangat sederhana itu terasa menancap di dalam – dalam di hatinya Rina. Ia tersenyum kecil untuk pertama kalinya hari itu. Senja beranjak menuju malam, menutup langit dengan selimut yang begitu gelap. Tapi di dada Rina, seberkas cahaya kecil mulai menyala — harapan yang baru, seperti pelangi di ujung senja.  Yuni Suriyanti Pidie Tadris Bahasa Indonesia Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe 

  • Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 2025

    Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 2025


    Dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional 2025, Balai Bahasa Provinsi Aceh menggelar Dialog Revitalisasi Bahasa Daerah yang menghadirkan maestro bahasa Aceh sebagai narasumber utama. Acara ini diselenggarakan pada Kamis, 27 Desember 2025, di aula Balai Bahasa Provinsi Aceh. Tidak hanya sebagai wadah diskusi, kegiatan ini juga menjadi ajang penghargaan bagi pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam pelestarian bahasa daerah.

    Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh, Bapak Umar Solikhan, dan dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, seperti kepala dinas dan kepala bidang di lingkungan dinas pendidikan kabupaten/kota, serta para guru dan siswa jenjang SD dan SMP dari Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Selain itu, wartawan juga turut hadir dalam acara ini.

    Acara ini menjadi ajang selebrasi bagi para pemenang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tahun 2024, yang telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam melestarikan bahasa daerah di kalangan generasi muda. Para pemenang menampilkan keterampilan mereka dalam berbagai mata lomba FTBI 2024, seperti komedi tunggal, tembang tradisi, baca puisi, mendongeng, dan pidato.

    Sebagai bentuk apresiasi terhadap upaya revitalisasi bahasa daerah, Balai Bahasa Provinsi Aceh memberikan piagam penghargaan kepada enam pemerintah kabupaten/kota yang telah melaksanakan program Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) pada tahun 2023 dan 2024. Enam daerah tersebut adalah Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Gayo Lues, dan Kabupaten Bener Meriah, yang telah berperan aktif dalam penguatan bahasa daerah.

    Menariknya, kegiatan ini juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Balai Bahasa Provinsi Aceh, sehingga masyarakat luas dapat turut menyaksikan dan mendukung upaya pelestarian bahasa daerah.

    Melalui kegiatan ini, Balai Bahasa Provinsi Aceh berharap pemerintah daerah terus berkomitmen menjaga keberlangsungan bahasa daerah sebagai bagian dari identitas budaya yang harus dilestarikan bagi generasi mendatang. Keberhasilan pelestarian bahasa daerah juga tidak terlepas dari peran serta seluruh masyarakat Provinsi Aceh dalam menggunakan dan mengembangkan bahasa daerahnya.

    Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional (PHBII) yang dilaksanakan merupakan bentuk komitmen negara dan pemerintah dalam memelihara bahasa ibu sebagai jati diri bangsa. Hal ini sesuai dengan amanat UNESCO, yang telah menetapkan tanggal 21 Februari sebagai PHBII. Peringatan tahun ini memiliki makna khusus karena menandai 25 tahun (silver jubilee) sejak HBII dicanangkan oleh UNESCO pada tahun 2000.

    PHBII dan tindak lanjutnya juga sesuai dengan mandat peraturan perundang-undangan, di antaranya UUD 1945 Pasal 32 ayat 2, yang menyatakan bahwa negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. Selain pemerintah pusat dan daerah, seluruh lapisan masyarakat diharapkan turut bersinergi dalam mendukung upaya pengembangan dan pelindungan bahasa daerah agar tetap lestari. Ratusan bahasa daerah yang dimiliki Indonesia adalah aset dan kekayaan budaya yang harus dijaga. Keanekaragaman bahasa daerah ini juga didukung oleh keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa.

    PHBII 2025 mengusung tema “Bahasa Daerah Mendukung Pendidikan Bermutu untuk Semua,” yang bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya bahasa ibu dalam pendidikan, mendorong penerapannya di sekolah, serta memperkuat pelestarian bahasa daerah. Dengan tema ini, diharapkan peran bahasa daerah dalam membangun pendidikan yang berkualitas semakin nyata. Oleh karena itu, diperlukan upaya dari semua pihak, khususnya pemerintah daerah, untuk menerapkan penggunaan bahasa ibu, dalam hal ini bahasa daerah, sebagai bahasa pengantar di kelas awal serta memasukkan muatan lokal bahasa daerah di seluruh sekolah dasar.

    Pembelajaran bahasa daerah di kelas awal diyakini dapat meningkatkan pemahaman, partisipasi, keaktifan, dan capaian belajar siswa. Dengan belajar menggunakan bahasa ibu, siswa dapat lebih cepat menyerap pengetahuan dan mengaktualisasikan diri mereka, yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi literasi mereka.

  • Penyerahan Piagam Apresiasi Giat UKBI Adaptif Merdeka SMP Negeri 1 Banda Aceh

    Penyerahan Piagam Apresiasi Giat UKBI Adaptif Merdeka SMP Negeri 1 Banda Aceh



    Kabar gembira! SMP Negeri 1 Banda Aceh kembali terpilih sebagai salah satu sekolah terbaik dalam Apresiasi Giat UKBI Adaptif Merdeka Tahun 2024. Pada Selasa, 4 Februari 2025 Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh, Drs. Umar Solikhan, M.Hum, menyerahkan piagam penghargaan yang ditandatangani langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Mu’ti kepada SMP Negeri 1 Banda Aceh didampingi oleh tim UKBI Balai Bahasa Provinsi Aceh. Kepala Balai menyampaikan rasa bangganya kepada SMP Negeri 1 Banda Aceh yang berhasil menjadi salah satu sekolah terbaik dalam Giat UKBI sejak tahun 2021–2024 (empat tahun berturut-turut). Sebagai perwakilan Balai Bahasa, beliau menyatakan dukungannya yang besar kepada SMP Negeri 1 Banda Aceh. Balai Bahasa Provinsi Aceh berharap prestasi ini dapat memotivasi sekolahsekolah yang ada di Provinsi Aceh untuk lebih giat mengukur kemahiran siswa-siswanya.

    Selamat SMP Negeri 1 Banda Aceh!

  • Balai Bahasa Provinsi Aceh Kembali Siap Menuju ZI-WBK

    Balai Bahasa Provinsi Aceh Kembali Siap Menuju ZI-WBK

    Aceh, 9–10 Desember 2024 – Balai Bahasa Provinsi Aceh kembali menunjukkan komitmennya dalam mewujudkan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (ZI-WBK). Tim dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa hadir secara langsung untuk memfasilitasi proses pembangunan Zona Integritas tersebut.

    Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 9–10 Desember 2024, dengan berbagai agenda penting yang difokuskan pada peningkatan pemahaman dan implementasi prinsip-prinsip tata kelola pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel di lingkungan Balai Bahasa Provinsi Aceh.

    Dukungan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

    Kehadiran tim fasilitator dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa menjadi langkah signifikan dalam mendukung pembangunan ZI-WBK. Tim ini memberikan arahan, supervisi, dan evaluasi terkait langkah-langkah yang harus diimplementasikan oleh Balai Bahasa Provinsi Aceh agar dapat memenuhi indikator keberhasilan dalam meraih predikat WBK.

    Fasilitasi ini mencakup:

    1. Sosialisasi Prinsip ZI-WBK – Penjelasan mengenai pentingnya membangun integritas dan mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi sebagai salah satu prioritas reformasi birokrasi.
    2. Evaluasi dan Pendampingan – Peninjauan dokumen, kebijakan, serta pelaksanaan layanan di Balai Bahasa Provinsi Aceh untuk memastikan kesesuaian dengan standar ZI-WBK.
    3. Penyusunan Strategi Implementasi – Penyusunan langkah-langkah strategis yang perlu dilaksanakan, termasuk inovasi layanan untuk meningkatkan kepuasan masyarakat.

    Komitmen Balai Bahasa Provinsi Aceh

    Dalam upaya mewujudkan ZI-WBK, Balai Bahasa Provinsi Aceh terus berkomitmen untuk melakukan perbaikan berkelanjutan di berbagai aspek. Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh menegaskan bahwa semangat reformasi birokrasi ini bukan sekadar tuntutan formal, melainkan bagian dari komitmen moral dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

    “Kami siap bekerja keras dan bersama-sama mewujudkan Zona Integritas. Proses ini akan menjadi landasan kuat dalam membangun lingkungan kerja yang bebas dari korupsi dan berorientasi pada pelayanan publik yang berkualitas,” ungkap Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh, Drs. Umar Solikhan, M.Hum.

    Harapan Menuju WBK

    Dengan adanya dukungan dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Balai Bahasa Provinsi Aceh optimis dapat meraih predikat Wilayah Bebas dari Korupsi. Langkah ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi unit kerja lainnya untuk membangun integritas dan profesionalisme di lingkungan pemerintahan.

    Pembangunan ZI-WBK bukan hanya tentang pemenuhan standar birokrasi, tetapi juga tentang menciptakan perubahan budaya kerja yang berfokus pada akuntabilitas, transparansi, dan kepuasan masyarakat. Dengan kerja sama yang solid, Balai Bahasa Provinsi Aceh yakin dapat mencapai tujuan tersebut pada akhir proses evaluasi.


    Kegiatan ini menegaskan bahwa Balai Bahasa Provinsi Aceh siap melangkah maju dalam pembangunan Zona Integritas, membawa semangat perubahan menuju pelayanan yang lebih baik dan berintegritas. Semua pihak diharapkan dapat mendukung langkah ini demi tercapainya Wilayah Bebas dari Korupsi di Aceh.