Category: Kabar

  • Ikuti Penghargaan Wajah Bahasa Sekolah 2019!

    Ikuti Penghargaan Wajah Bahasa Sekolah 2019!

    Meskipun tidak mampu memengaruhi seluruh sistem kehidupan berbangsa dan bernegara, kebijakan bahasa dalam pendidikan merupakan sektor penting kebijakan bahasa nasional. Bahkan pendidikan dan sekolah acap kali menjadi tulang punggung implementasi berbagai kebijakan kebahasaan yang dianut suatu negara.


    Ilustrasi Wajah Bahasa Sekolah
    Ilustrasi Wajah Bahasa Sekolah

    Beberapa alasannya: (1) sekolah dan pendidikan merupakan jembatan penghubung antara keluarga dengan kehidupan sosial yang lebih luas sehingga pemerintah berkepentingan untuk mengintervensinya (misalnya melalui kurikulum dan kebijakan bahasa); (2) sekolah dan pendidikan merupakan wahana penanaman dan pewarisan nilai dan ideologi yang paling penting di samping keluarga, termasuk yang berkaitan dengan norma dan kecakapan kebahasaan; (3) kebijakan kebahasan merupakan bagian dari kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan SDM yang dibutuhkan oleh negara dalam konteks kebijakan pembangunan nasional.


    Itu sebabnya, di Indonesia misalnya, lembaga yang secara spesifik ditugasi untuk mengembangkan dan menjalankan berbagai kebijakan kebahasaan, yaitu Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan (sebelumnya Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa) atau lembaga serupa, sejak lama ditempatkan di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Oleh karena itu, pendidikan dan sekolah selalu menjadi pusat perhatian implementasi kebijakan kebahasaan sekaligus cermin keberhasilannya.


    Dalam konteks ini, Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan melalui Balai dan Kantor Bahasa di daerah melaksanakan Penghargaan Wajah Bahasa Sekolah sebagai bagian dari Aksi Nasional Pengutamaan Bahasa Negara di Ruang Publik Tahun 2019. Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong terciptanya tertib bahasa dan sikap positif terhadap bahasa negara di ruang publik sebagaimana amanat UU No. 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.


    Kegiatan ini dikhususkan bagi sekolah-sekolah menengah (SMP/MTs) di seluruh Indonesia dan dilaksanakan oleh Balai/Kantor Bahasa pada setiap provinsi.


    Persyaratan dan ketentuan lomba ini dapat dilihat pada brosur di bawah ini.

    Brosur Penghargaan Wajah Bahasa Sekolah 2019
    Brosur Penghargaan Wajah Bahasa Sekolah 2019


  • Pembinaan Komunitas Baca di Pidie Jaya: Peserta Bentuk Klub Menulis

    Pembinaan Komunitas Baca di Pidie Jaya: Peserta Bentuk Klub Menulis

    Meureudu — Para peserta “Pembinaan Komunitas Baca Se-Kabupaten Pidie Jaya” dengan penuh semangat berhasil membentuk lima komunitas menulis di sela-sela pelatihan tersebut. Mereka menyadari bahwa eksistensi kelompok atau klub menulis sangat penting bagi penumbuhkembangan budaya menulis.


    “Penulis pemula/calon penulis membutuhkan klub/grup menulis sebagai arena belajar, memperoleh bimbingan, kritik, dan masukan serta mengasah pengalaman dan meningkatkan ilmu pengetahuan tentang kepenulisan serta penerbitan. Namun demikian, keberlanjutan jauh lebih penting daripada pembentukan. Mengelola kelompok menulis tidak semudah membentuknya.”


    Demikian pesan kunci Baun Thoib Soaloon SGR ketika memaparkan materi tentang pentingnya pembentukan dan pengelolaan komunitas menulis serta pembentukan kebiasaan menulis pada hari terakhir “Pembinaan Komunitas Baca Se-Kabupaten Pidie Jaya”, Sabtu (23/3/19) di Aula Bappeda kabupaten setempat. “Telah lama kita berfokus pada kelompok/komunitas baca, dan peningkatan budaya baca, kini saat menulis. Idealnya komunitas baca harus memiliki aktivitas menulis sekaligus, karena membaca dan menulis merupaka dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Anda tidak selalu menulis ketika membaca, tetapi Anda wajib membaca ketika menulis” tandas doktor lulusan UIN Ar-Raniry ini.


    Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pidie Jaya, Drs, Saifullah, M.Pd. Dua hari sebelumnya para peserta telah dibekali oleh Kepala Balai Bahasa Aceh, Drs. Muhammad Muis, M.Hum. dengan pemahaman tentang kebijakan bahasa dan literasi nasional; dan oleh Murhaban, M.Ag. dengan materi tentang pembinaan budaya baca.


    Salah seorang peserta membacakan profil klub menulis
    Salah seorang peserta membacakan profil klub menulis yang baru terbentuk

    Peserta membacakan hasil tulisannya setelah praktik menulis spontan
    Salah seorang peserta membacakan hasil tulisannya setelah praktik menulis spontan pada hari terakhir pelatihan

    “Pembinaan Komunitas Baca di Kabupaten Pidie Jaya” secara resmi ditutup oleh Kasubbag TU Balai Bahasa Aceh, Agus Priatna, S.E., Ak. didampingi oleh Supriadi, S.Pd, staf dinas pendidikan setempat, dan ketua panitia pelaksana, Helmi Fuad, S.S. Dalam amanat, Pak Agus mengingatkan kembali bahwa literasi merupakan bagian dari perintah agama Islam serta mendorong komunitas baca agar lebih giat karena pemerintah kini memiliki perhatian yang amat besar terhadap peningkatan budaya literasi.

  • Masyarakat Aceh Giat Berliterasi

    Masyarakat Aceh Giat Berliterasi

    Meulaboh- “Literasi sesungguhnya milik kita orang Islam, bagaimana dalam Alquran pesan-pesan literasi tersebut tersebar di beberapa petikan wahyu Tuhan. Bahkan, dalam Al-Alaq 1-5 secara jelas Tuhan mengungkapkan hal itu. “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya,” kutip Ibnu Abbas, S.Pd., M.Pd., Sekretaris Dinas Pendidikan Kab. Aceh Barat, dalam sambutannya ketika membuka secara resmi kegiatan Pembinaan Komunitas Baca Se-Kabupaten Aceh Barat yang berlangsung selama tiga hari sejak Jumat, 22 Maret 2019 di Aula Dinas Pendidikan setempat.


    Sekretaris Dinas Pendidikan Aceh Barat sedang menyampaikan sambutan
    Sekretaris Dinas Pendidikan Aceh Barat, Ibnu Abbas, M.Pd., sedang memberikan kata sambutan sekaligus membuka secara resmi kegiatan Pembinaan Komunitas Baca Se-Kabupaten Aceh Barat.


    “Masyarakat Aceh, dulunya juga adalah masyarakat yang giat berliterasi. Berapa banyak karya para ulama Aceh dulu yang masih digunakan di dunia pengajaran pesantren,” lanjutnya lagi. Secara khusus, Ibnu Abbas menyampaikan terima kasih kepada Balai Bahasa yang telah memilih kabupaten Aceh Barat sebagai salah satu daerah sasaran kegiatan pembinaan komunitas baca tahun 2019.


    Sebelumnya, koordinator kegiatan, Ibrahim Sembiring, S.S., dalam laporannya mengatakan kegiatan yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Barat ini diikuti 50 peserta yang mewakili para pegiat literasi, seperti komunitas-komunitas baca, organisasi kepemudaan, pengelola perpustakaan kampung, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Taman Baca Masyarakat (TBM), dan juga diikuti oleh beberapa pelajar SMP. 


    Iskandar Syahputera, S.Ag., M.Pd., yang mewakili Kepala Balai Bahasa Aceh, mengatakan pembinaan komunitas baca menjadi salah satu program Balai Bahasa untuk menguatkan gerakan literasi komunitas-komunitas baca di daerah. Dalam arahannya, ia menyinggung betapa pentingnya kegiatan ini dilaksanakan, terutama menyikapi pentingnya literasi baca tulis bagi masyarakat umum. Melalui kegiatan ini, Ia juga berharap lahirnya para penulis baru yang handal yang tidak hanya mampu berbicara di tingkat regional tetapi juga dalam skala nasional. “Melalui kegiatan ini, eksistensi komunitas baca kita harapkan semakin tumbuh di Aceh, terutama di Aceh Barat. Dengan tumbuhnya para pegiat literasi, kita harapkan kesadaran masyarakat atas pentingnya membaca buku juga semakin membaik,” ujar lulusan magister Pendidikan Bahasa Inggris Unsyiah itu.


    Bu Syarifah sedang menyampaikan materi Teknik Menulis
    Syarifah Zurriyati, S.S., sedang menyampaikan materi Teknik Menulis pada hari kedua kegiatan, Sabtu, 23 Maret 2019.


    Dalam pelatihan ini, Semua narasumber berasal dari Balai Bahasa Aceh, yaitu Drs. Muhammad Muis, M.Hum., (Kepala Balai),  Muhammad Toha, S.S., M.S.i. (pengkaji bahasa), dan Syarifah Zurriyati, S.S., (peneliti bahasa).

    Kontributor: Rahmat


  • Pentingnya Komunitas Baca dalam Membangun Literasi

    Pentingnya Komunitas Baca dalam Membangun Literasi

    Pembinaan Komunitas Baca di Bireun

    Kepala Bidang Pembinaan SMP pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bireun, Zamzami, S.Pd. mengapresiasi peran yang dimainkan berbagai komunitas baca dalam meningkatkan budaya baca dan taraf literasi di Kabupaten Bireun.


    Pak Zamzami menyampaikan arahan dalam pembukaan kegiatan pembinaan komunitas Bireuen
    Kepala Bidang Pembinaan SMP Disdikbud Kab. Bireun, Zamzami, S.Pd. menyampaikan arahan dalam pembukaan kegiatan “Pembinaan Komunitas Baca Se-Kabupaten Bireun” (19/3/19)

    “Jika para guru dan PNS menerima gaji dari pemerintah dalam menjalankan tugas-tugas mereka, namun adek-adek yang aktif dalam berbagai kelompok literasi dan komunitas baca bekerja tanpa pamrih bagi peningkatan budaya baca dan literasi khususnya bagi generasi muda Kabupaten Bireun”.


    Hal itu disampaikannya ketika membuka kegiatan “Pembinaan Komunitas Baca Se-Kabupaten Bireun” yang dilaksanakan oleh Balai Bahasa Aceh di Aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat, Selasa pagi, 19 Maret 2019.


    Sementara itu, dalam sambutannya, Kepala Balai Bahasa Aceh, Drs. Muhammad Muis, M.Hum. kembali mengingatkan rendahnya tingkat literasi nasional sehingga mendorong pemerintah (Kemendikbud) menggalakkan Gerakan Literasi Nasional (GLN). “Masyarakat kita hanya seperseribu yang membaca. Itu artinya, dalam seribu orang hanya satu orang yang membaca, yang membuat kita tertinggal jauh dari negara-negara lain.

    Pak Muis ketika menyampaikan sambutan
    Drs. Muhammad Muis, M.Hum. (Kepala Balai Bahasa Aceh) ketika menyampaikan sambutan dalam pembukaan acara Pembinaan Komunitas Baca Se-Kabupaten Bireun (19/3/19)

    Oleh karena itu, ke depan gerakan literasi ini diharapkan berlangsung secara kolektif dan meluas.” Ia mendorong para peserta untuk secara aktif berinisiatif mebangun budaya baca mulai dari rumah, anak-anak, keluarga, dan masyarakat sekitar. Sebelum menutup sambutannya, kepada peserta, Kepala Balai Bahasa Aceh berpesan agar mengikuti kegiatan ini secara serius, mengingat terbatasnya kesempatan. Ia mengharapkan agar kegiatan ini dapat menjadi perintis untuk aktivitas literasi yang lebih luas seraya mengajak seluruh peserta agar mulai menulis.


    Menurut ketua pelaksana kegiatan, Zainun, S.Ag., M.Pd. Kegiatan “Pembinaan Komunitas Baca” tersebut akan berlangsung selama tiga hari (19-21 Maret 2019), diikuti oleh 50 orang peserta yang berasal dari kalangan komunitas baca, karang taruna, dan kelompok pegiat literasi lainnya di Kabupaten Bireun.


    Ketua panitia menyampaikan laporan
    Ketua panitia pelaksana “Pembinaan Komunitas Baca Se-Kabupaten Bireun” menyampaikan laporan panitia (19/3/19)

    Kegiatan ini akan menghadirkan tiga orang narasumber dari Balai Bahasa Aceh. Pada hari pertama, Kepala Balai akan memaparkan “Kebijakan Bahasa dan Literasi Nasional”. Narasumber lain yang akan mengisi penyuluhan ini adalah Iskandar, S.Ag., M.Pd. yang menyampaikan materi tentang peningkatan kemampuan dan budaya baca; dan Rahmat, S.Ag.m M.Hum. yang akan melatih peserta mengembangkan kemampuan menulis. Ketua panitia menambahkan bahwa “Pembinaan Komunitas Baca” merupakan rangkaian program pemerintah dalam rangka menumbuhkembangkan budaya literasi masyarakat Indonesia. “Pada tahun ini, Balai Bahasa Aceh juga melaksanakan kegiatan serupa di 5 kabupten lain”.



  • Guru dan Pustakawan Ikuti Diseminasi GLN di Takengon

    Guru dan Pustakawan Ikuti Diseminasi GLN di Takengon

    Selama tiga hari (13-15 Maret 2019), para guru SD dan SMP serta pengelola perpustakaan sekolah se-Kabupaten Aceh Tengah mengikuti Diseminasi Gerakan Literasi Nasional (GLN) di Aula SDN 1 Takengong. Kegiatan ini merupkan rangkaian sosialisasi program literasi nasional yang dilaksanakan oleh Balai Bahasa Aceh di sejumlah kabupaten/kota di Provinsi Aceh pada tahun ini. Demikian disampaikan oleh Zahriati, S.Pd. yang meminpin tim panitia pelaksanana kepada redaksi-bba, Jumat hari ini.

    “Kita bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tengah mengundang 50 orang peserta yang terdiri dari para guru SD, SMP, dan petugas perpustakaan sekolah dari berbagai kecamatan untuk mengikuti kegiatan ini. Melalui diseminasi ini, para peserta diharapkan memahami arah kebijakan GLN dan strategi pelaksanaannya”.

    Ia mengutarakan bahwa kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tengah, Drs. Uswatuddin, M.AP. Selain mengutarakan apresiasinya kepada Balai Bahasa, Zahriati melanjutkan bahwa dalam amanatnya, Kadis berpesan agar para peserta mengikuti kegiatan secara serius sampai tuntas. “Apa yang Bapak/Ibu peroleh dari diseminasi ini, saya harap dapat Bapak/Ibu laksanakan dan menyebarluaskannya di tempat tugas masing-masing”.

    Ketua panitia menambahkan bahwa materi diseminasi ini berkisar pada kebijakan kebahasaan dan pelaksanaan porgam GLN yang disampaikan oleh tiga orang narasumber. Nurhaida, S.Pd (staf pengkaji kebahasan) menyampaikan materi Kebijakan Bahasa pada hari pertama. Sementara itu, Dr. Rajab Bahry, M.Pd (dosem Unsyiah) mengisi hari kedua dengan materi teknik membaca. Pada hari terakhir, panitia menghadirkan penulis lokal, Zulyana Ibrahim, S.Pd. (guru) untuk menyampaikan materi tentak teknis menulis.

  • Balai Bahasa Aceh Lanjutkan Diseminasi GLN Ke Wilayah Barat

    Balai Bahasa Aceh Lanjutkan Diseminasi GLN Ke Wilayah Barat

    Setelah sukses melaksanakan diseminasi Gerakan Literasi Nasional (GLN) di Kabupaten Bireun dan Kota Lhokseumawe, Balai Bahasa melanjutkan penyebarluasan informasi tentang GLN ke wilayah barat Provinsi Aceh, tepatnya di Meulaboh, ibukota Kabupaten Aceh Barat.


    Suasana pembukaan Diseminasi GLN di Meulaboh
    Suasana Pembukaan GLN Aceh Barat

    Dalam rilis berita yang diperoleh redaksi, ketua panitia, Syarifah Zurriyati, S.S menjelaskan bahwa kegitan Diseminasi GLN di Aceh Barat dilaksanakan sejak tanggal 12-14 Maret 2019 bertempat di Meulaboh. Acara tersebut akan berlangsung pagi sampai sore hari. Tujuan utama diseminasi ini adalah untuk menumbuhkembangkan kesadaran tentang pentingnya budaya literasi khususnya baca tulis di kalangan masyarakat serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam berliterasi. Kegiatan ini dibuka oleh Kabid Dikdas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat, ibu Nuriyah, S.Pd. didampingi oleh Kasubbag TU Balai Bahasa Aceh dan beberapa staf dinas serta kepala sekolah.


    Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang peserta dari kalangan guru SD, SMP, dan petugas perpustakaan. Selama kegiatan, peserta akan mendapatkan kudapan pagi dan sore, makan siang, serta sertifikat dan pengganti biaya transportasi. Pemateri hari pertama utk kegiatan ini adalah Siti Nuriyah, salah seorang penggiat literasi yang dikenal sebagai pendiri Kampung Dongeng di Ulee Kareng, Banda Aceh. Ia dipercayakan untuk membekali dan melatih peserta tentang teknik membaca. Melalui rilis tersebut, Syarifah juga menginformasikan bahwa pada hari kedua, Dr. Maskur Samir, dosen UIN Ar-Raniry, akan hadir untuk menyampaikan materi tentang teknik menulis. Mengisi hari ketiga, Rahmat, M.Hum. salah seorang penyuluh dari Balai Bahasa Aceh dijadwakan akan hadir untuk menyampaikan materti tentang kebijakan bahasa dan kaitannnya dengan program GLN.


    Pada kesempatan terpisah, Kasubbag Tata Usaha, Balai Bahasa Aceh mengutarakan kepada redaksi bahwa pada tahun ini, Balai Bahasa memilih beberapa yang dianggap penting di wilayah timur, barat, dan tengah Aceh sebagai sasaran awal kampanye GLN. “Kita menargetkan pada tahun berikutnya dapat menjangkau seluruh kabupaten/kota bersamaan dengan pelaksanaan beberapa kegiatan literasi lain seperti pembinaan komunitas baca dan peningkatan jumlah dan ragam sumber bacaan literasi dalam bentuk sayembara penulisan sumber bacaan”, lanjutnya, ketika redaksi menanyakan peta jalan pelaksanaan program GLN di wilayah Aceh di kantor Balai Bahasa Aceh, beberapa waktu lalu.